Pengertian biaya tidak dapat
dipisahkan dengan pengertian cost dan aset serta rugi (loss). APB menjelaskan, biaya timbul hanya dalam kaitannya dengan
kegiatan penciptaan laba yang mengakibatkan perubahan ekuitas. Pengiriman
barang (direpresentasi dengan kos barang terjual) dalam transaksi penjualan
merupakan biaya karena hasil bersih (net
result) penjualan tersebut adalah perubahan ekuitas. Di lain pihak,
timbulnya kewajiban untuk pembelian aset bukan merupakan biaya karena ekuitas
tidak dapat berubah pada saat pembelian tersebut. Dengan makna yang hampir sama,
IAI (IASC) mendefinisikan biaya dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002) sebagai
berikut: Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban
yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada
penanam modal.
B. PENGAKUAN BIAYA / BEBAN
Pada dasarnya
cost memiliki dua kedudukan penting, yaitu : sebagai aktiva (potensi jasa) dan
sebagai beban pendapatan (biaya). Proses pembebanan cost pada dasarnya
merupakan proses pemisahan cost. Oleh karena
itu agar informasi yang dihasilkan akurat, bagian cost yang telah diakui sebagai biaya pada periode berjalan dan bagian
cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva
(diakui sebagai biaya periode mendatang) harus dapat ditentukan dengan jelas.
Ada dua masalah yang muncul sehubungan dengan pemisahan cost tersebut yaitu :
1.
Kriteria
yang digunakan untuk menentukan cost tertentu yang harus dibebankan pada
pendapatan periode berjalan.
2.
Kriteria
yang digunakan untuk menentukan bahwa cost tertentu ditangguhkan pembebanannya.
Semua cost
dapat ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya, apabila cost tersebut memenuhi
kriteria sebagai aktiva yaitu :
* Memenuhi
definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa mendatang, dikendalikan
perusahaan berasal dari transaksi masa lalu).
*
Ada
kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masa mendatang yang melekat pada aktiva dapat
dinikmati oleh entitas yang menguasai.
*
Besarnya
manfaat dapat diukur dengan cukup andal.
Dari uraian
di atas, secara umum dapat dirumuskan bahwa berdasarkan konsep penandingan (matching),
pengakuan biaya pada dasarnya sejalan dengan pengakuan pendapatan. Apabila
pengakuan pendapatan ditunda, maka pembebanan
biaya juga ditunda. Untuk mengatasi berbagai
perbedaan pendapat tentang pengakuan biaya, biasanya badan berwenang mengeluarkan aturan tertentu untuk mengakui
biaya. IAI (1994), misalnya, dalam Konsep
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan menyatakan :
“Beban diakui dalam laporan rugi laba kalau penurunan
manfaat ekonomi masa
datang yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban telah terjadi dan dapat
diukur dengan andal”.(paragrap 94).”
C.
PENGUKURAN BIAYA / BEBAN
Sejalan dengan penilaian aktiva dapat
diukur atas dasar jumlah rupiah yang
digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu, pengukuran biaya dapat didasarkan pada :
1. Cost
historis
Cost historis merupakan jumlah kas atau
setaranya yang dikorbankan untuk
memperoleh aktiva. Pengukuran biaya atas cost historis, dapat digunakan untuk jenis aktiva seperti : gedung, peralatan
dan sebagainya.
2. Cost
pengganti / cost masukan terkini (replacement cost / curent input cost)
Cost masukan menunjukkan jumlah rupiah
harga pertukaran yang harus dikorbankan
sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang sejenis dalam kondisi yang sama contohnya, penilaian untuk
persediaan.
3. Setara
kas (cash equivalent)
Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang
dapat direalisir dengan cara menjual
setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan normal. Nilai ini biasanya didasarkan pada catatan harga
pasar barang bebas yang sejenis dalam kondisi
yang sama. Pos aktiva berwujud
biasanya menggunakan dasar penilaian ini.
D. PENILAIAN
BIAYA / BEBAN
Penilaian
pendekatan biaya ini digunakan untuk penilaian bangunan yaitu dengan cara
memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu bangunan baru
obyek yang dinilai dikurangi penyusutan. Perkiraan biaya dilakukan dengan cara
menghitung biaya setiap komponen utama bangunan, material dan fasilitas
lainnya.
Langkah-langkah penerapan Penilaian Pendekatan
Biaya :
a.
Menentukan biaya pembangunan baru
bangunan
b.
Memperkirakan besarnya penyusutan
atau depresiasi bangunan
c.
Mengurangi biaya pembangunan baru
bangunan dengan penyusutan(depresiasi),sehingga didapat Nilai Bangunan
d.
Menentukan nilai tanah dimana
bangunan itu didirikan.
e.
Menambahkan nilai bangunan dan nilai
tanah sehingga diperoleh nilai pasar wajar property
E. PENYAJIAN BIAYA
Penyajian biaya tidak dapat dilepaskan dari penyajian
pendapatan dan saran untuk itu adalah statemen laba rugi.
Laporan
laba-rugi dapat disusun dalam dua langkah.
|
|
a.
|
Single Step (langkah tunggal)
Penyajiannya semua pendapatan dijumlahkan menjadi satu dikurangi seluruh beban yang ada pada periode laporan. |
b.
|
Multi Step (langkah ganda)
Penyajiannya ialah pendapatan dikelompokkan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha. Sedangkan beban dikelompokkan menjadi beban usaha dan di luar usaha. Penyajian dengan langkah ganda akan dapat dilihat laba yang diperoleh dari usaha dan laba yang diperoleh dari luar usaha. |
Laporan laba-rugi hendaklah memuat beberapa hal:
|
|
1.
|
Menuliskan nama perusahaan.
|
2.
|
Menuliskan jenis laporannya dalam hal ini: laporan
laba-rugi.
|
3.
|
Menyajikan periode laporan.
|
4.
|
Menyajikan pendapatan dan beban, beban ditulis
secara rinci dan lengkap. Penulisan beban dimulai dari yang terbesar ke beban
terkecil, kecuali beban lain-lain ditulis paling bawah.
|
F. PENGUNGKAPAN BIAYA / BEBAN
Pengungkapan biaya terdiri dari :
a.
Di dalam neraca, jumlah kewajiban yang timbul sebagai akibat perbedaan
antara jumlah pendanaan yang telah dilakukan oleh pemberi kerja sejak pembentuk
program dengan jumlah yang diakui sebagai beban selama periode yang sama.
http://shantycr7.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-pengakuan-biayabeban.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar