Krisis Dalam Akuntansi Manajemen
Selama beberapa bulan lalu, profesi akuntansi mengalami peristiwa dan
perubahan besar, yang kebanyakan hanya berfokus pada kinerja dan isu
akuntansi keuangan (seperti aturan-aturan akuntansi keuangan yang
kompleks, aspek etis dalam profesi dan sebagainya). Sedangkan dalam
jurnal yang kami ambil berargumen bahwa krisis dalam akuntansi manajemen
sama besar dengan krisis dalam akuntansi keuangan. Maka dapat
disimpulkan dengan kaitannya krisis yang terjadi pada akuntansi
manajemen adalah :
A. Faktor Penggunaannya
Dalam akuntansi manajemen tradisional hanya berfokus pada penyediaan
kepada pengguna internal seperti pabrik, divisi, atau lingkungan
internal perusahaan dan tidak mengikuti perluasan ekonomi perusahaan,
terutama pada bagian eksternal dari bisnis yang terdiri dari persediaan,
joint venture, dan tujuan khusus perusahaan yang lain. Seiring dengan
tuntutan global lebih diperhatikan focus pada kemampuan akuntansi
manajemen untuk mengukur dan mengevaluasi secara internal dan eksternal
bidang-bidang dalam perusahaan guna mengoptimalisasikan keputusan yang
akan diambil oleh pihak eksternal. Pihak-pihak tersebut adalah :
1. Pihak internal
Pihak internal adalah pihak yang berada dalam struktur organisasi.
Manajemen adalah pihak yang paling membutuhkan laporan akuntansi yang
tepat dan akurat untuk mengambil keputusan yang baik dan benar.
Contohnya seperti manajer yang melihat posisi keuangan perusahaan untuk
memutuskan apakah akan membeli gedung untuk kantor cabang baru atau
tidak.
2. Pihak eksternal
a. Investor; Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk
menentukan apakah akan menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam
prediksi investor akan memberikan keuntungan yang baik, maka investor
akan menyetorkan modal ke perusahaan, dan begitu juga sebaliknya.
b. Pemegang saham / pemilik perusahaan; Para pemilik perusahaan yang
mempunyai bagian saham perusahaan membutuhkan informasi keuangan
perusahaan untuk dapat mengetahui sejauh mana kemajuan atau kemunduran
yang dialami perusahaan. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari
dividen yang akan semakin besar jika perusahaan untung besar.
c. Pemerintah; Besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau
organisasi kepada pemerintah sebagaian besar berdasarkan atas informasi
pada laporan keuangan perusahaan.
d. Kreditur; Jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana segar
perusahaan mungkin akan meminjam uang pada kreditor seperti meminjam
uang di bank, berhutang barang pada supplyer / pemasok. Kreditur akan
memberikan dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik dan
tidak akan memiliki potensi yang besar untuk merugi.
e. Pihak lainnya; Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar
perusahaan perusahaan yang mungkin saja akan menggunakan laporan /
informasi akuntansi suatu organisasi seperti para karyawan, serikat
pekerja, auditor akuntan publik, polisi, pelajar / mahasiswa, wartawan,
dan banyak lagi lainnya.
B. Faktor Pembatasan Pada Masukan dan Proses
Akuntansi manajemen tidak tergantung pada prinsip-prinsip akuntansi. SEC
dan FASB menetapkan prosedur akuntansi yang harus di dikuti untuk
laporan keuangan.masukan dan prosess dari akuntansi keuangan harus jelas
dan terbatas. Hanya kegiatan-kegiatan ekonomi tertentu yang memenuhi
kualifikasi sebagai masukan dan proses, harus mengikuti metode yang di
terima oleh umum. Tidak seperti akuntansi keuangan, akuntansi manajemen
tidak mempunyai lembaga khusus yang mengatur format, isi, aturan dalam
memilih masukan serta proses, dan penyusunan laporan keuangan. Manajer
bebas memilih informasi yang apa pun yang mereka inginkan-penyediaanya
dapat di benarkan atas dasar analisis biaya-mamfaat (cost-benefit
analysis).
Dewasa ini pembebanan biaya secara konvensional sudah mulai ditinggalkan
dan beralih ke pembebanan biaya berdasarkan aktivitas/activity based
costing system (ABC-system). Dalam perkembangan akuntansi manajemen
banyak sekali isu kontemporer dalam teknik-teknik manajemen mulai
diterapkan, seperti metode just in time (JIT), total quality management
(TQM), target costing, dan orientasi pelanggan.
Penilaian kinerja manajer saat ini sudah mulai mengalami pergeseran.
Jika dahulu menilai kinerja seorang manajer cukup hanya dari perspektif
keuangan, tetapi sekarang untuk mendapatkan gambaran yang lebih
komprehensif harus dari dua perspektif yang dikenal dengan istilah
balanced scorecard. Penilaian kinerja akan dilakukan dari dua sisi,
yaitu keuangan (financial) dan non financial seperti penilaian
pelanggan/ customer, pertumbuhan dan pembelajaran, serta proses bisnis
internal.
Balanced scorecard merupakan isu-isu terbaru dalam akuntansi manajemen.
Balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategic yang
menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan
operasional dan tolak ukur kinerja untuk empat perspektif yang berbeda,
yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis
internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
C. Jenis Informasi
Informasi akuntansi manajemen dapat dihubungkan dengan tiga hal, yaitu
obyek informasi (produk, departemen, aktivitas), alternatif yang akan
dipilih, dan wewenang manajer. Oleh karena itu, informasi akuntansi
manajemen dibagi menjadi tiga tipe informasi:
1. Informasi Akuntansi Penuh (Full Accounting Information).
Informasi akuntansi penuh mencakup informasi masa lalu maupun informasi
masa yang akan datang. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi
masa lalu bermanfaat untuk pelaporan informasi keuangan kepada manajemen
puncak dan pihak luar perusahaan, analisis kemampuan menghasilkan laba,
pemberian jawaban atas pertanyaan “berapa biaya yang telah dikeluarkan
untuk sesuatu”, dan penentuan harga jual dalam cost type contract.
Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang akan datang
bermanfaat untuk penyusunan program, penentuan harga jual normal,
penentuan harga transfer, dan penentuan harga jual yang diatur oleh
pemerintah.
2. Informasi Akuntansi Diferensial (Differential Accounting Information).
Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva,
pendapatan, dan/atau biaya dalam alternatif tindakan yang lain.
Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua unsur pokok, yaitu
merupakan informasi masa yang akan datang dan berbeda di antara
alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Informasi akuntansi
diferensial yang hanya bersangkutan dengan biaya disebut biaya
diferensial (differential costs), yang hanya bersangkutan dengan
pendapatan disebut pendapatan diferensial (differential revenue), dan
yang bersangkutan dengan aktiva disebut aktiva diferensial (differential
assets).
3. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (Responbility Accounting )
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva,
pendapatan, dan/atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang
bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Informasi
akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam
proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menenkankan
hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggungjawab
terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. Informasi akuntansi
pertanggungjawaban dengan demikian merupakan dasar untuk menganalisis
kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam
melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka
masing-masing.
Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria
formal yang menjelaskan sifat dari masukan, proses dan keluarannya.
Kriteria tersebut fleksibel dan berdasarkan pada tujuan yang hendak
dicapai manajemen.
Tujuan umum sistem akuntansi manajemen:
- Menyediakan informasi yang diperlukan dalam penghitungan harga pokok jasa,produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
- Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
- Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Jadi, informasi akuntansi manajemen dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua tahapmanajemen, termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Informasi akuntansi keuangan adalah informasi bertujuan umum (general
purposes) yang disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU). Informasi ini digunakan untuk pihak internal dan eksternal.
Informasi Akuntansi Keuangan disajikan dengan asumsi bahwa informasi
yang dibutuhkan investor, kreditor, calon investor dan kreditor,
manajemen, pemerintah, dan sebagainya dapat mewakili kebutuhan informasi
pihak lain selain investor dan kreditor. Dengan demikian dibutuhkan
satu informasi seragam untuk semua pihak yang berkepentingan dengan
bisnis perusahaan. Pada umumnya, Informasi Akuntansi Keuangan disusun
dan dilaporkan secara periodik sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
manajemen terhadap informasi yang tepat waktu. Selain itu, Informasi
Akuntansi Keuangan disajikan dengan format yang terlalu kaku sehingga
kurang mampu memenuhi informasi yang dibutuhkan manajemen.
Menurut Statement of Financial Accounting (SFAC) No. 2 karakteristik
kualitatif dari informasi keuangan adalah sebagai berikut :
1. Relevan maksudnya adalah kapasitas informasi yang dapat mendorong
suatu keputusan apabila dimanfaatkan oleh pemakai untuk kepentingan
memprediksi hasil di masa depan yang berdasarkan kejadian waktu lalu dan
sekarang. Ada tiga karakteristik utama, yaitu:
- Ketepatan waktu (timeliness), yaitu informasi yang siap digunakan para pemakai sebelum kehilangan makna dan kapasitas dalam pengambilan keputusan.
- Nilai prediktif (predictive value), yaitu informasi dapat membantu pemakai dalam membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian yang lalu, sekarang dan masa depan.
- Umpan balik (feedback value), yaitu kualitas informasi yang memngkinkan pemakai dapat mengkonfirmasikan ekspektasinya yang telah terjadi di masa lalu.
2. Reliable, maksudnya adalah kualitas informasi yang dijamin bebas dari
kesalahan dan penyimpangan atau bias serta telah dinilai dan disajikan
secara layak sesuai dengan tujuannya. Reliable mempunyai tiga
karakteristik utama, yaitu:
- Dapat diperiksa (veriviability), yaitu konsensus dalam pilihan pengukuran akuntansi yang dapat dinilai melalui kemampuannya untuk meyakinkan bahwa apakah informasi yang disajikan berdasarkan metode tertentu memberikan hasil yang sama apabila diverivikasi dengan metode yang sama oleh pihak independen.
- Kejujuran penyajian (representation faithfulness), yaitu adanya kecocokan antara angka dan diskripsi akunatnsi serta sumber-sumbernya.
- Netralitas (neutrality), informasi keuangan yang netral diperuntukkan bagi kebutuhan umum para pemakai dan terlepas dari anggapan mengenai kebutuhan tertentu dan keinginan tertrentu para pemakai khusus informasi.
3. Daya Banding (comparability), informasi keuangan yang dapat
dibandingkan menyajikan kesamaan dan perbedaan yang timbul dari kesamaan
dasar dan perbedaan dasar dalam perusahaan dan transaksinya dan tidak
semata-mata dari perbedaan perlakuan akuntansinya.
4. Konsistensi (consistency), yaitu keseragaman dalam penetapan
kebijaksanaan dan prosedur akuntansi yang tidak berubah dari periode ke
periode.
D. Orientasi Waktu
Akuntansi keuangan lebih cenderung ke orientasi masa lalu dan dilaporkan
setelah kejadian tersebut terjadi. Meskipun akuntansi manajemen juga
dicatat dan dilaporkan setelah kejadian tersebut berlangsung. Hal
tersebut secara kuat menegaskan penyediaan informasi. Manajemen, sebagai
contoh, tidak hanya ingin tahu berapa biaya yang dikeluarkan untuk
proses produksi, tetapi juga ingin mengetahui biaya apa saja yang akan
dikeluarkan untuk memproduksi sebuah produk. Dengan mengetahui biaya apa
saja yang digunakan untuk sebuah produksi tersebut dapat membantu
perencanaan pembelian bahan baku dan penetapan harga, disamping hal-hal
lainnya. Orientasi masa depan ini digunakan untuk mendukung perencanaan
manajerial dan pengambilan keputusan.
Dalam artikel ini banyak kritik mengatakan bahwa akuntansi manajemen
telah menjadi berorientasi jangka pendek. Sebuah perusahaan membutuhkan
kebenaran informasi untuk mengukur kinerja perusahaan secara efektif,
oleh karena itu pada balance scorecard seharusnya tidak hanya satu
laporan saja yang menjelaskan apa yang terjadi tetapi harus berdasar
pada variabilitas factor kunci yang berdampak pada kinerja ekonomi
perusahaan di masa yang akan datang. Dan perusahaan sering tidak
melaporkan keseluruhan secara internal untuk memahami tujuan perusahaan
jangka panjang. Sehingga tidak ada gambaran seluruh perusahaan, yang
pada akhirnya menyebabkan krisis di akuntansi manajemen
E. Tingkat Agregasi
Akuntansi manajemen menyediakan ukuran dan laporan internal yang
digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, lini produk,
departemen, dan manajer. Intinya informasi yang sangat terinci di
butuhkan dan disediakan. Akuntansi keuangan di lain pihak memfokuskan
pada kinerja perusahaan secara keseluruhan dan memberikan sudut pandang
yang lebih agregat.
Ada beberapa tahap dalam mengukur kinerja internal :
1. Melaporkan pendapatan bersih atas pembelian material di garis awal
pada pelaporan manajemen dan menggunakan biaya modal untuk asset-asset.
Dalam tahap ini menggunakan dasar,laporan laba rugi perusahaan terdiri
dari beberapa komponen :
- Pendapatan kotor
- (-) biaya bahan baku (BBB)
- Pendapatan setelah BBB
- Penyesuaian pendapatan (kembalian ,diskon)
- Pendapatan bersih setelah BBB
- Biaya internal dan outsource
- Margin operasi
- Interest (cost of capital x asset bersih)
- Laba bersih sebelum pajak
- Pajak
- Laba bersih setelah pajak
2. Untuk tujuan pengukuran kinerja internal,presentasi margin seharusnya
di laporkan adalah laba bersih setelah pajak atas pendapatan bersih
setelah BBB.
3. Laporan ukuran tambahan (operating leverage), yang mengukur perubahan
persentase laba bersih antar dua periode atas perubahan persentase
pendapatan bersih sehingga mencapai economies of scale yang positif.
4. Focus pada aktivitas outsource, seperti biaya teknologi informasi.
Ukuran dari total biaya aktivitas outsource tidak hanya yang tercantum
dalam tagihan tapi juga termasuk biayadari aktivitas internal seperti
utang dagang, pengadaan barang, dan manajemen yang diperlukan untuk
mendukung aktivitas outsource.
F. Keluasan
Akuntansi manajemen jauh lebih luas daripada akuntansi keuangan.
Akuntansi manajemen meliputi aspek-aspek ekonomi manajerial, rekayasa
industry (industial reengineering), ilmu manajemen, dan juga
bidang-bidang lainnya.
Keluasan pada akuntansi manajemen memiliki sifat objektivitas dan
keberdayaujian yang relative tidak sepenting akuntansi keuangan, karena
pada akuntansi manajemen berorientasi pada masa depan dan tidak
mempengaruhi pihak luar. Keputusan yang diambil pada akmen hanya
berdasarkan pada informasi taksiran (perkiraan atau amatan), tanpa
melihat terlebih dahulu realitas yang sebenarnya terjadi. Oleh karena
itu, keputusan yang diambil haruslah cepat sebagai tindakan yang akan
dilakukan dari hasil amatan yang diperoleh. Dengan kata lain, tindakan
yang diambil berupa tindakan preventif. Yakni, mencoba menaksir apa yang
akan terjadi pada masa yang akan datang pada jangka pendek, meresponnya
dengan harapan dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
Ada beberapa isu yang dihadapi oleh para profesi. Akuntansi manajemen
membutuhkan kebenaran informasi untuk pengukuran kinerja efektif.
Akuntansi manajemen harus siap untuk menyediakan manajemen dengan
seluruh gambaran perusahaan. Melapor kepada pihak-pihak di dalam
organisasi untuk :
- Perencanaan
- Pengarahan dan pemberian motivasi
- Pengendalian
- Evaluasi kerja
- Penekanan pada pengambilan keputusan yang memengaruhi masa depan.
- Penekanan pada data yang relevan.
- Dibutuhkan informasi yang tepat waktu.
- Yang di susun adalah laporan segmen terinci mengenai departemen, produk, pelanggan, dan pegawai.
- Tidak perlu mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
- Tidak bersifat wajib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar