Pendekatan dalam Akuntansi Syariah
Pendekatan
yang ada dalam akuntansi syari’ah ini ditinjau dari pendekatan
tradisional yang telah dapat diterima lebih tinggi disbanding pendekatan
baru. Beberapa pendekatan tradisional adalah :
1. Pendekatan Nonteoritis,praktis, atau pragmatis
2. Pendekatan teoritis
3. Deduktif
4. Induktif
5. Etis
6. Sosiologis
7. Ekonomis
Pendekatan Nonteoritis, praktis, atau pragmatis
Pendekatan
nonteoritis adalah suatu pendekatan pragmatis (atau praktis) dan suatu
pendekatan otoriter. Pendekatan pragmatis adalah pembentukan suatu teori
yang berciri khas sesuai dengan praktik senyatanya, dan pembentukan
teori tersebut mempunyai kegunaan ditinjau dari segi cara penyelesaian
yang pragtis sebagaimana yang diusulkan. Menurut pendekatan ini, teknik
dan prinsip akuntansi harus dipilih karena kegunaannya bagi pemakai
informasi akuntansi dan relevansinya tergadap proses pengambilan
keputusan. Kegunaan atau faedah mengandung arti bahwa” sesuatu sifat
yang menjadi sesuatu bermanfaat untuk membantu atau mempermudah mencapai
tujuan yang dimagsudkannya.
Pendekatan
otoriter adalah adalah perumusan suatu teori akuntansi, yang umumnya
digunakan oleh organisasi professional, dengan menerbitkan pernyataan
sebagai peraturan praktik akuntansi. Oleh karena pendekatan otoriter
juga berusaha memberikan cara penyelesaian yang praktis. Kedua
pendekatan ini beranggapan bahwa teori akuntansi dengan teknik akuntansi
yang dihasilkan harus didasarkan pada kegunaan akhir laporan keuangan
jika akuntansi menghendaki mempunyai satu fungsi yang bermanfaat. Dengan
kata lain suatu teori yang tanpa konsekwensi praktis merupakan teori
yang buruk.
Pendekatan Deduktif
Pendekatan
deduktif adalah pendekatan yang digunakan dalam membentuk teori yang
dimulai dari dalil-dalil dasar tindakan-tindakan dasar untuk mendapatkan
kesimpulamn logis tentang pokok yang sedang dipertimbangkan. Jika
diterapkan dalan akuntansi, maka pendekatan deduktif dimulai dengan
dalil dasar akuntansi atau alaan dasar akuntansi dan tindakan dasar
akuntansi untuk mendapatkan prinsip akuntansi dengan cara yang logis
yang bertindak sebagai penentun dan dasar pengembangan teknik akuntansi.
Pendekatan
ini berjalan dari umum (dalil dasar tentang lingkungan akuntansi) ke
khusus (pertama ke prinsip akuntansi, dan kedua pada teknik akuntansi).
Apabila pada saat ini kita beranggapan, bahwa dalil dasar tentang
lingkungan akuntansi terdiri dari tujuan dan pernyataan, maka langkah
yang digunakan bagi pendekatan deduktif akan meliputi sebagai berikut:
1. Menetapkan “tujuan” laporan keuangan
2. Memilih “aksioma” akuntansi
3. Memperoleh “prinsip” akuntansi
4. Mengembangkan “teknik” akuntansi.
Oleh
karena itu, menurut teori akuntansi yang diperoleh secara deduktif,
teknik ini berkaitan dengan prinsip dan aksioma serta menurut suatu cara
yang sedemikian rupa sehingga apabila prinsip dan oksioma serta tujuan
benar, maka teknik pun harus menjadi benar. Struktur teoritis akuntansi
ditetapkan menurut rangkaian tujuan, aksioma, prinsip, teknik yang
bertumpu pada suatu perumusan tujuan akuntansi yang tepat. Dalam hal ini
diperlukan juga suatu perumusan tujuan akuntansi yang tepat. Dalam hal
ini diperlukan juga suatu pengujian yang tepat terhadap suatu teori yang
dihasilkan.
Pendekatan Induktif
Pendekatan
induktif terhadap pembentukan suatu teori dimulai dari pengamatan dan
pengukuran serta menuju kea rah kesimpulan yang digeneralisasi. Apabila
diterapkan pada akuntansi, maka pendekatan induktif dimulai dari
pengamatan informasi keuangan perusahaan, dan hasilnya untuk
disimpulkan, atas dasar hubungan kejadian, kesimpulan dan prinsip
akuntansi. Penjelasan-penjelasan deduktif dikatakan berjalan dari khusus
menuju kea rah umum. Pendekatan induktif pada suatu teori melibatkan
empat tahap:
a. Pengamatan dan pencatatan seluruh pengamatan;
b. Analisis dan pengklasifikasian pengamatan tersebut untuk mencari hubungan yang berulang kali yaknihubungan yang sama dan serupa;
c. Pengambilan
generalisasi dan prinsip akuntansi induktif dari pengamatan tersebut
yang menggambarkan hubungan yang berulang terjadi;
d. Pengujian generalisasi
Tidaklah
seperti halnya dengan masalah pengambilan keputusan secara deduksi,
kebenaran atau kepalsuan dalil tidak tergantung pada dalil lain tetapi
harus dibuktikan secara empiris.sedangkan dalam hal induksi, kebenaran
dalil tergantung pada pengamatan kejadian yang cukup memadai dari
hubungan yang berulang kali terjadi. Oleh karena itu, tidaklah
mengherankan kalau beberapa penulis induktif terkadang mengemukakan
pemikiran deduktif, dan penulis deduktif terkadang mengemukakan
pemikiran induktif. Juga menarik perhatian untuk diperhatikan bahwa
ketika Littleton, seorang teoritis induktif, dan Paton seorang
teoritikus deduktif bekerja sama, hasilnya bersifat campuran, yang
membuktikan suatu perpaduan antara dua pendekatan.
Pendekatan Etis
Inti
dasar pendekatan etis adalah terdiri atas konsep-konsep keadilan,
kejujuran, kebenaran, serta kewajaran. Konsep tersebut digunakan oleh D.
R Scott sebagai criteria utama untuk perumusan suatu teori akuntansi.
Ia menyatakan perlakuan yang “justice” dengan perlakuan yang setara atau
sama (equitable), terhadap seluruh pihak yang berkepentingan,
menyamakan laporan akuntansi yang “truth” dengan laporan akuntansi yang
true dan accurate tanpa kesalahan penyajian; dan menyamakan “fairness”
dengan penyajian yang fair, unbiased, dan impartical.
Spacek satu langkah lebih maju dalam rangka menegaskan keunggulan konsep kewajaran:
Suatu
pembahasan tentang aktiva kewajiban, penghasilan, dan biaya belumlah
saatnya dan tidak ada gunanya sebelum menentukan prinsip dasar yang akan
menghasilkan suatu penyajian data yang wajar dalam bentuk akuntansi
keuangan dan laporan keuangan. Kewajaran akuntansi dan laporan ini harus
ada dan untuk masyarakat tersebut mewakili berbagai golongan masyarakat
kita
Kewajaran
merupakan suatu tujuan yang diperlukan sekali dalam pembentukan suatu
teori akuntansi apabila apapun yang dipaksakan pada dasarnya dapat
dibuktikan secara logis atau secara empiris dan apabila dioperasikan
melaliu suatu definisi yang memadai dan melalui pengenalan
sifat-sifatnya.
Pendekatan Sosiologis
Pendekatan
sosiologis perumusan suatu teori akuntansi menekankan pengaruh social
terhadap teknik akuntansi. Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan
etis yang memusatkan pada suatu konsep kewajaran yang lebih luas, yakni
kesejahteraan social. Menurut pendekatan sosiologis, suatu prinsip atau
teknik akuntansi akan bermanfaat bagi pertimbangan kesejahteraan social.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pendekatan sosiologis menganggap
eksistensi “nilai-nilai social yang terbentuk” yang dapat dipergunakan
sebagai criteria penentuan teori akuntansi.
Pendekatan
sosiologis dalam perumusan teori akuntansi telah membantu evolusi suatu
cabang ilmu akuntansi baru, yang disebut Akuntansi Sosio-ekonomi.
Tujuan utama sosio-ekonomi adalah mendorong badan usaha berfungsi dalam
suatu system pasar bebas untuk mempertanggungjawabkan aktivitas produksi
sendiri terhadap lingkungan social melaliu pengukuran, internalisasi,
dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Bertahun-tahun perhatian
terhadap cabang ilmu tersebut semakin meningkat akibat meningkatnya
dukungan terhadap tanggung jawab social, yang menitikberatkan pada
“ukuran social” tergantung pada “nilai-nilai social,” dan memenuhi suatu
criteria kesejahteraan social, kemungkinan akan memainkan suatu peran
penting dalam perumusan suatu teori akuntansi di masa yang akan datang.
Pendekatan Ekonomis
Pendekatan
ekonomi terhadap suatu perumusan suatu teori akuntansi menitikberatkan
pengendalian perilaku indicator makroekonomi yang diakibatkan oleh
pemakaian berbagai teknik akuntansi. Sementara pendekatan etis
memfokuskan pada konsep “kesejahteraan social,” pendekatan ekonomi
memfokuskan pada konsep “kesejahteraan ekonomi umum”. Menurut pendekatan
ini, pemilihan teknik akuntansi yang berbeda tergantung pada
pengaruhnya terhadap kebaikan perekonomian nasional. Swedia merupakan
contoh yang lazim sebagai Negara yang menyesuaikan kebijakan
akuntansinya dengan kebijakan makroekonomi laainnya. Lebih tegasnya,
pemilihan teknik akuntansi akan tergantung kepada situasi ekonomi
tertentu. Missal metode masuk terakhir keluar pertama (last In First
Out-LIFO) akan menjadi teknik akuntansi yang lebih menarik dalam suatu
periode inflasi yang terus berlangsung. Selama periode inflasi, metode
MTKP atau LIFO dianggap menciptakan pendapatan bersih tahunan yang lebih
rendah karena menanggung lebih tinggi biaya yang semakin membumbung
bagi barang-barang yang terjual disbanding menurut metode masuk pertama
keluar pertama (First In First Out-FIFO) ataupun metode rata-rata biaya
(average cost)